Kamis, 12 November 2015

Inovasi Pengendalian Hama Keong Mas


Nama              : Yoni Cahyono

Menekan Populasi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) dengan Memanfaatkan Ternak Itik (Itik Sistem Gembala)

A. Latar Belakang
Keong mas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Keong mas merupakan hama yang saat ini sering membuat para petani resah, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan ketekunan dan kegiatan rutin yang perlu dilakukan. Serangan dapat terjadi di persemaian sampai tanaman berumur dibawah 4 MST. Pada tanaman dewasa, gangguan keongmas hanya terjadi pada anakan sehingga jumlah anakan produktif menjadi berkurang. Keong mas (Pomacea Canaliculata Lamarck) merupakan siput air tawar yang dikenal sebagai hama tanamn padi sejak berumur 10 hari setelah pindah tanam. Kerugian yang dicapai dari serangan keong mas menurunkan produksi gabah berkisar 16-40%. Dalam hitungan petani jika 1 ha sawah menghasilkan 120sak, begitu terkena serangan hama keong mas 40% maka gabah yang dihasilkan sebanyak 72 sak.
Pada tingkat serangan yang hebat keong mas mampu merusak rumpun padi sehingga petani harus menyulam atau menanam ulang, untuk menghindari kerugian yang cukup besar maka disarankan untuk menanam padi diatas umur 21 hari. Jika dapat diterapkannya suatu pengetahuan yang mendalam, maka hama tersebut malah akan menjadi suatu hal yang dapat menguntungkan, sehingga perlu adanya suatu inovasi terkait dengan hal itu. Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Dengan adanya suatu inovasi maka pengendalian keong mas akan lebih efisien dan menguntungkan. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan untuk mamanfaatkan hama keong mas dan menekan populasinya di lahan adalah dengan memanfaatkan ternak itik atau biasa disebut dengan ISG (Itik Sitem Gembala).

B. Pembahasan
            Hama Keong mas memiliki populasi yang sangat banyak dan jika tidak termanfaatkan akan berdampak buruk pada produksi tanaman khususnya padi. Namun, jika keong mas dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan menjadi suatu inovasi dan dapat menjadi suatu peluang usaha yang sangat menguntungkan. Jika dapat memanfaatkan sebagai suatu hal yang berguna, maka secara otomatis populasi hama keong mas akan menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan untuk mamanfaatkan hama keong mas dan menekan populasinya di lahan adalah dengan memanfaatkan ternak itik atau biasa disebut dengan ISG (Itik Sistem Gembala).
Itik gembala merupakan sistem pemeliharaan itik dengan biaya rendah, dan sebagai mata pencaharian petani yang memiliki kemampuan/skill rendah dan modal lemah. Pada prinsipnya sistem itk gembala ini membiarkan itik untuk berkeliaran diareal sawah agar itik tersebut dapat memanfaatkan hama keong mas sebagai makanan, sehingga dapat menekan populasi hama tersebut. Penggembalaan itik di lahan persawahan, merupakan pengendalian yang efektif, dengan tanpa merusak padi yang telah ditanam. Bebek merupakan binatang pemangsa keong yang cukup potensial, sehingga dapat dilepas secara berkala. Pada saat panen biasanya dilepas bebek untuk mengais rontokan padi serta memakan keong-keong kecil dan telur.
Teknik Penerapan ISG
Pengendalian cara ini merupakan pengendalian alamiah dimana itik dilepaskan ke areal sawah setelah ditanami padi sampai dengan tanaman berumur 45 hari setelah tanam. Itik dapat mengendalikan hama keongmas sehingga tidak merusak tanaman. Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian, areal sawah perlu dibuat macak-macak sampai tergenang dengan ketinggian air 5 cm. Itik dilepaskan ke areal sawah dan selanjutnya akan memangsa keongmas (ukuran kecil dan sedang) serta membunuh keongmas besar. Dalam satu hektar dapat dilepaskan itik sekitar 25 ekor atau lebih. Pelepasan itik dilakukan pagi dan sore hari. Sesungguhnya pelepasan itik ke lahan sawah memberi manfaat ganda. Pertama, perkembangan keongmas dan hama-hama lain dapat terkendali, dan ke dua, dapat memperbaiki aerasi di sekitar perakaran padi. Keadaan tersebut dapat memperbanyak anakan produktif sehingga produksi tanaman menjadi lebih banyak.

a. Aspek Ekologi
            Pengendalian keong mas dengan itik ini merupakan salah satu pengendalian yang ramah lingkungan sehingga tidak berdampak buruk bagi keadaan lingkungan lahan sawah. Secara umum pengendalian ini mempunyai dampak positif bagi lingkungan yaitu:
·      Dengan desain kaki itik yang sedemikian akan membuat tanah lebih berlumpur lagi dengan kata lain memperbaiki textur tanah.
·      Kotoran itik pada saat disawah merupakan pupuk organik gratis tanpa harus membeli kesusahan menebar dan membawa kesawah.
·      Populasi Keong mas yang ada di sawah akan habis karena dimakan oleh itik tanpa terjadi pengrusakan lingkungan.
b. Aspek Ekonomi
            Penerapan penggembalaan itik di lahan padi sawah ini merupakan suatu penerapan integrated farming (pertanian terpadu) di mana di sini terjadi suatu simbiosis antara padi dan itik. Jika diperhitungkan secara ekonomi, selain dapat mengurangi biaya, tenaga, dan waktu pengendalian hama keong mas juga dapat menguntungkan secara ekonomi. Intensitas serangan keong mas berkurang sehingga produktifitas padi akan tetap tinggi sehingga pendapatan petani juga tinggi. Pengeluaran biaya untuk membeli makan ternak juga akan berkurang sehingga pengeluaran biasa juga akan berkurang.
c. Efektivitas
            Selain aspek ekonomi dan ekologi, tingkat efektifitas juga sangat perlu diperhatikan. Menggembalakan 200 ekor bebek/ha lahan sawah dua hari sebelum tanam selama 8 jam/hari dapat mengurangi populasi keong mas sampai 89,2% dan mengurangi kerusakan rumpun padi hingga 47% (Pantua et al., 1992). Selain pada lahan sebelum tanam, itik juga efektif memangsa keong mas pada saat setelah tanaman padi dipindahkan dan dapat memperbaiki kondisi fisik tanah.
           
C. Kesimpulan
            Keong mas mempunyai tingkat perkembangbiakan yang sangat tinggi dan serangannya dapat merugikan bagi petani, karena dapat menurunkan hasil produksi padi. Namun, keong mas akan mempunyai peran yang lebih bermanfaat jika dapat diterapkan suatu inovasi yang sesuai. Salah satu inovasi tersebut adalah pemanfaatan sistem itik gembala (ISG) dalam pengendalian keong mas yang secara ekonomi, ekologi dan efektivitas sangat menguntungkan.

PUSTAKA
Hamidy, Silman., J. Khalid., M. Adil., dan Hamdani. 2001. Rakitan Teknologi Pengendalian Hama Keongmas.

Susanto, Heru. 1995. Siput Murbei (Pengendalian dan Pemanfaatan). Yogyakarta: Kanisius.

Wasito dan Khairiah. 2006. Peranan Itik Dalam Mengendalikan Keong Emas Di Sawah Irigasi Di Sumatera Utara. Seminar Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar