Nama :
Yoni Cahyono
Menekan Populasi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) dengan Memanfaatkan Ternak Itik (Itik
Sistem Gembala)
A. Latar Belakang
Keong
mas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Keong mas
merupakan hama yang saat ini sering membuat para petani resah, oleh karena itu
untuk mengatasinya diperlukan ketekunan dan kegiatan rutin yang perlu
dilakukan. Serangan dapat terjadi di persemaian sampai tanaman berumur dibawah
4 MST. Pada tanaman dewasa, gangguan keongmas hanya terjadi pada anakan
sehingga jumlah anakan produktif menjadi berkurang. Keong mas (Pomacea Canaliculata Lamarck) merupakan
siput air tawar yang dikenal sebagai hama tanamn padi sejak berumur 10 hari
setelah pindah tanam. Kerugian yang dicapai dari serangan keong mas menurunkan
produksi gabah berkisar 16-40%. Dalam hitungan petani jika 1 ha sawah
menghasilkan 120sak, begitu terkena serangan hama keong mas 40% maka gabah yang
dihasilkan sebanyak 72 sak.
Pada
tingkat serangan yang hebat keong mas mampu merusak rumpun padi sehingga petani
harus menyulam atau menanam ulang, untuk menghindari kerugian yang cukup besar
maka disarankan untuk menanam padi diatas umur 21 hari. Jika dapat diterapkannya
suatu pengetahuan yang mendalam, maka hama tersebut malah akan menjadi suatu hal
yang dapat menguntungkan, sehingga perlu adanya suatu inovasi terkait dengan
hal itu. Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya. Dengan adanya suatu inovasi maka
pengendalian keong mas akan lebih efisien dan menguntungkan. Salah satu inovasi
yang dapat diterapkan untuk mamanfaatkan hama keong mas dan menekan populasinya
di lahan adalah dengan memanfaatkan ternak itik atau biasa disebut dengan ISG
(Itik Sitem Gembala).
B. Pembahasan
Hama Keong mas memiliki populasi yang sangat banyak
dan jika tidak termanfaatkan akan berdampak buruk pada produksi tanaman
khususnya padi. Namun, jika keong mas dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan
menjadi suatu inovasi dan dapat menjadi suatu peluang usaha yang sangat
menguntungkan. Jika dapat memanfaatkan sebagai suatu hal yang berguna, maka
secara otomatis populasi hama keong mas akan menjadi suatu hal yang sangat
dibutuhkan. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan untuk mamanfaatkan hama
keong mas dan menekan populasinya di lahan adalah dengan memanfaatkan ternak
itik atau biasa disebut dengan ISG (Itik Sistem Gembala).
Itik
gembala merupakan sistem pemeliharaan itik dengan biaya rendah, dan sebagai
mata pencaharian petani yang memiliki kemampuan/skill rendah dan modal lemah.
Pada prinsipnya sistem itk gembala ini membiarkan itik untuk berkeliaran
diareal sawah agar itik tersebut dapat memanfaatkan hama keong mas sebagai makanan,
sehingga dapat menekan populasi hama tersebut. Penggembalaan itik di lahan
persawahan, merupakan pengendalian yang efektif, dengan tanpa merusak padi yang
telah ditanam. Bebek merupakan binatang pemangsa keong yang cukup potensial,
sehingga dapat dilepas secara berkala. Pada saat panen biasanya dilepas bebek
untuk mengais rontokan padi serta memakan keong-keong kecil dan telur.
Teknik Penerapan ISG
Pengendalian
cara ini merupakan pengendalian alamiah dimana itik dilepaskan ke areal sawah
setelah ditanami padi sampai dengan tanaman berumur 45 hari setelah tanam. Itik
dapat mengendalikan hama keongmas sehingga tidak merusak tanaman. Untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian, areal sawah perlu dibuat macak-macak
sampai tergenang dengan ketinggian air 5 cm. Itik dilepaskan ke areal sawah dan
selanjutnya akan memangsa keongmas (ukuran kecil dan sedang) serta membunuh
keongmas besar. Dalam satu hektar dapat dilepaskan itik sekitar 25 ekor atau
lebih. Pelepasan itik dilakukan pagi dan sore hari. Sesungguhnya pelepasan itik
ke lahan sawah memberi manfaat ganda. Pertama, perkembangan keongmas dan
hama-hama lain dapat terkendali, dan ke dua, dapat memperbaiki aerasi di
sekitar perakaran padi. Keadaan tersebut dapat memperbanyak anakan produktif
sehingga produksi tanaman menjadi lebih banyak.
a. Aspek Ekologi
Pengendalian keong mas dengan itik
ini merupakan salah satu pengendalian yang ramah lingkungan sehingga tidak
berdampak buruk bagi keadaan lingkungan lahan sawah. Secara umum pengendalian
ini mempunyai dampak positif bagi lingkungan yaitu:
·
Dengan desain
kaki itik yang sedemikian akan membuat tanah lebih berlumpur lagi dengan kata
lain memperbaiki textur tanah.
·
Kotoran itik
pada saat disawah merupakan pupuk organik gratis tanpa harus membeli kesusahan
menebar dan membawa kesawah.
·
Populasi Keong
mas yang ada di sawah akan habis karena dimakan oleh itik tanpa terjadi
pengrusakan lingkungan.
b. Aspek Ekonomi
Penerapan penggembalaan itik di
lahan padi sawah ini merupakan suatu penerapan integrated farming (pertanian
terpadu) di mana di sini terjadi suatu simbiosis antara padi dan itik. Jika
diperhitungkan secara ekonomi, selain dapat mengurangi biaya, tenaga, dan waktu
pengendalian hama keong mas juga dapat menguntungkan secara ekonomi. Intensitas
serangan keong mas berkurang sehingga produktifitas padi akan tetap tinggi
sehingga pendapatan petani juga tinggi. Pengeluaran biaya untuk membeli makan
ternak juga akan berkurang sehingga pengeluaran biasa juga akan berkurang.
c. Efektivitas
Selain aspek ekonomi dan ekologi,
tingkat efektifitas juga sangat perlu diperhatikan. Menggembalakan 200 ekor
bebek/ha lahan sawah dua hari sebelum tanam selama 8 jam/hari dapat mengurangi
populasi keong mas sampai 89,2% dan mengurangi kerusakan rumpun padi hingga 47%
(Pantua et al., 1992). Selain pada
lahan sebelum tanam, itik juga efektif memangsa keong mas pada saat setelah
tanaman padi dipindahkan dan dapat memperbaiki kondisi fisik tanah.
C. Kesimpulan
Keong mas mempunyai tingkat perkembangbiakan yang
sangat tinggi dan serangannya dapat merugikan bagi petani, karena dapat
menurunkan hasil produksi padi. Namun, keong mas akan mempunyai peran yang
lebih bermanfaat jika dapat diterapkan suatu inovasi yang sesuai. Salah satu
inovasi tersebut adalah pemanfaatan sistem itik gembala (ISG) dalam
pengendalian keong mas yang secara ekonomi, ekologi dan efektivitas sangat
menguntungkan.
PUSTAKA
Hamidy, Silman., J. Khalid., M. Adil., dan
Hamdani. 2001. Rakitan Teknologi Pengendalian Hama Keongmas.
Susanto, Heru. 1995. Siput Murbei (Pengendalian dan Pemanfaatan).
Yogyakarta: Kanisius.
Wasito dan Khairiah. 2006. Peranan Itik
Dalam Mengendalikan Keong Emas Di Sawah Irigasi Di Sumatera Utara. Seminar Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar